

Siang itu, kami melihat seorang kakek tergeletak diantara pohon-pohon bambu bersama jualannya. Namanya Abah Ubad, usianya 80 tahun. Ia jatuh bukan karena tersandung, tapi karena kelelahan dan perut yang tak terisi sedari pagi.

Sehari-hari Abah jualan arumanis di depan sekolah dasar. Di usia setua itu, tubuhnya masih ia paksa berjalan kaki sejauh 10 KM demi membawa pulang beras. Namun, hari itu dagangan tak ada yang laku, tak ada pemasukan. Tak ada makanan, buat tubuh rentanya melemah.
Dengan sisa tenaga, Abah pikul dagangannya pulang, namun tubuhnya tak lagi kuat hingga pikulannya terjatuh. Arumanis yang ia buat dengan penuh perjuangan hancur dan tak bisa lagi dijual. Harapan untuk makan pun sirna, sementara di rumah tak ada siapa pun yang bisa Abah andalkan selain dirinya sendiri.
“Abah capek, kaki gemeteran. Dari pagi cuma makan singkong rebus,” lirihnya bercerita, menunduk sambil mengelus kakinya yang sudah lemah. Tapi meski begitu, Abah tak mau meminta. Ia lebih memilih terus berusaha, selama masih bisa berdiri.
Orang Baik, kita memang tak bisa mengembalikan arumanis Abah yang rusak. Tapi kita bisa bantu beliau bertahan. Yuk, kirimkan sedikit rezeki dan doa terbaik untuk Abah Ubad. Satu kebaikan kecil darimu, bisa jadi kekuatan besar untuk beliau melewati hari-harinya.


![]()
Belum ada Fundraiser