
“Kalau gak jualan, nanti ibu gak bisa lanjut berobat...” kata Nia polos
Di usia 11 tahun, saat anak-anak lain sibuk bermain selepas pulang sekolah, Nia justru harus berkeliling menjajakan kue bersama adiknya. Keduanya bergantian memanggul keranjang berisi onde, bolu kukus, cireng, dan keripik untuk dijual keliling. Langkahnya kecil, tapi tanggung jawabnya terlalu besar untuk seumuran itu.
Sejak ibunya mengalami kecelakaan saat hamil dan tak lagi bisa bekerja, Nia memutuskan membantu keluarga dengan berjualan. Masa kecil yang seharusnya dipenuhi tawa, kini berganti dengan perjuangan

Hari-harinya dimulai dengan memikirkan apakah dagangannya laku hari ini? Apakah kekumpul uang untuk bawa ibu kembali berobat? Pertanyaan-pertanyaan berat itu nyatanya kerap menemani langkah mereka.
Namun dunia anak kecil sebaik Nia tak selalu ramah. Keluguannya kerap dimanfaatkan orang dewasa. Beberapa kali ia dibohongi soal uang kembalian, pembeli mengaku sudah bayar, padahal belum. Ketika menyadari uang jualan tak cukup, Nia hanya bisa menangis karena takut keluarganya tak bisa makan malam itu. Tak jarang pundaknya terasa nyeri karena keranjang berat, tapi ia terus melangkah.

Pernah suatu sore, uang hasil jualan hanya cukup untuk membeli satu bungkus nasi. Tanpa pikir panjang, Nia memutuskan tidak makan. “Biar adik aja, nanti aku kuat kok,” katanya sambil tersenyum. Di balik ketulusannya, ia menyimpan cita-cita besar, ingin sekolah tinggi dan menjadi dokter agar bisa merawat ibunya yang sakit.
Beban di pundak kecil Nia terlalu berat untuk ia tanggung sendiri. Di usia belianya, ia sudah tahu rasanya lapar, takut, dan khawatir kehilangan ibunya. Yuk bantu Nia ringankan langkahnya, agar ia bisa tetap sekolah.

![]()
Belum ada Fundraiser