
Abah Udin (87) dengan sigap menyekop es dari termos tuanya ketika seorang anak kecil menghadap beliau membeli es nong-nongnya.
Tangannya bergetar, tapi sorot matanya tetap fokus. Ia biasanya menenteng termos berat berisi es nong-nong, menyusuri jalanan yang sama setiap hari. Depan sekolah, lapangan, atau tempat bermain anak-anak, Abah susuri semua tempat ramai di daerahnya demi bisa menjemput untung recehan.

Dulu, Abah bikin sendiri es nong-nong untuk ia jual, tapi sekarang, usianya tak lagi bersahabat. Tenaganya sudah tak kuat, tangannya sering gemetar, dan matanya mulai buram. Kini, Abah hanya bisa menjualkan punya orang lain, berharap dagangannya bisa laku sebelum es di dalam termos itu mencair.
“Kalau udah cair, gak bisa dijual lagi,” ucapnya lirih. Padahal Abah masih harus setor ke pemilik es. Kerap kali abah menahan lapar dengan tidur sambil menunduk untuk mengusir sejenak rasa laparnya yang tak kunjung hilang.

Hidup Abah kini semakin sepi. Istri sudah lebih dulu berpulang, anaknya sudah berkeluarga dan tinggal jauh . “Abah gak mau ngerepotin anak, selagi bisa jalan, Abah usaha sendiri,” katanya.
Kerabat, yuk bantu lariskan es nong-nong Abah Udin. Bersama, kita bisa bantu Abah menikmati masa tuanya dengan lebih tenang dan layak, setiap tetes keringatnya bentuk ketulusan yang pantas kita balas dengan kasih.

![]()
Belum ada Fundraiser