Dialah Ari, anak berusia 9 tahun yang tengah diuji alami kelainan kaki bengkok ke arah dalam. Setiap hari, ia menjadikan tangan dan lututnya sebagai tumpuan berjalan, menahan sakit demi membantu keluarganya menjual dompet rajut buatan kakaknya.
Ari bukan satu-satunya yang lahir dengan kondisi difabel. Kakaknya, Wina (13 tahun), juga mengalami kelainan serupa, begitu pula adiknya yang baru berusia 3 tahun. Ayah mereka telah pergi meninggalkan keluarga, membuat ibu dan ketiga anak ini harus bahu membahu untuk bertahan hidup. Wina dengan keterbatasannya tetap merajut dompet kecil seadanya, sementara Ari menempuh jarak hingga 5 KM merangkak dari rumah keliling kampung untuk menjajakan hasil dompet rajutan kakaknya.
Saat ini, penghasilan Ari hanya sekitar Rp5.000–Rp10.000 setiap kali ia pergi jualan. Jumlah itu bahkan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan mereka bertiga. Namun demikian ia tetap memaksa diri untuk merangkak, karena ia tahu kalau tak membantu ibu dan kakaknya berjualan, mereka sekeluarga bisa tak makan hari itu.
Kakak Ari membutuhkan mesin jahit agar bisa memproduksi lebih banyak dompet dan tas kecil. Hasil dompet dan rajutan bisa dititipkan ke warung sekitar atau bahkan dijual secara online. Ari tak lagi perlu merangkak jauh di jalanan, tak perlu lagi menahan perih karena lututnya yang terus merah-merah. Bayangkan betapa besar perubahan hidup keluarga Ari jika mereka memiliki satu alat sederhana mesin jahit baru.
Kerabat, jangan biarkan Ari terus merangkak di jalanan untuk bertahan hidup. Mari bantu Ari hadiahkan mesin jahit baru untuk kakaknya demi masa depan keluarganya.
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik