
“Badannya terus bergetar saat berjalan, tak jarang ia kehilangan keseimbangan, tapi tangannya tetap menggenggam kresek jelly demi keluarga”
Lagi jalan pulang, terlihat seorang kakek menabrak pintu rumah di gang sempit. Namanya Abah Udin (83), ditangan ia membawa kresek hitam berisi jelly, tubuhnya sempoyongan seperti orang mabuk. Abah bukan sedang mabuk, tapi tubuhnya goyah karena penyakit saraf yang membuat kepala dan badannya terus bergetar.

Dulu, Abah bekerja di bengkel bubut sebagai tukang penyepuh besi. Bertahun-tahun ia terpapar panas mesin tanpa pelindung, hingga sarafnya terganggu dan tubuhnya melemah. Ia sempat berobat, tapi pengobatan itu harus berhenti karena biaya yang tak lagi sanggup ia tanggung. Sejak itu, getaran di kepala dan tangan Abah tak pernah reda, namun tanggung jawab terhadap keluarga membuatnya tetap melangkah.

Setiap pagi, Abah membawa kresek berisi jelly buatan tangannya. Ia berkeliling dari Sekolah satu ke sekolah yang lain, menawarkan jajanan kepada anak-anak sekolah dengan senyum terbaik yang bisa ia semaikan.
Dalam sehari biasanya abah dapat penghasilan Rp. 30.000, namun kalo musim hujan hanya 2 atau 3 stik jelly yang laku. Tak jarang, tak ada satu pun yang membeli. Kalau sudah begitu, Abah memilih berpuasa, bukan karena niat ibadah semata, tapi agar sisa uangnya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Kondisi Abah udin kini semakin memprihatinkan. Tanpa pengobatan, penyakit sarafnya akan semakin parah, sementara kebutuhan keluarganya terus berjalan. Abah hanya ingin bisa menafkahi keluarga dengan layak dan makan tanpa harus menahan lapar.
Kerabat, kita mungkin tak bisa menyembuhkan penyakit saraf Abah Udin sepenuhnya, tapi kita bisa meringankan langkahnya hari ini. Yuk, kirimkan sedikit rezeki dan doa terbaik untuk Abah Udin. Satu kebaikan sederhana darimu, bisa jadi kekuatan besar untuk beliau melewati hari-harinya.

![]()
Belum ada Fundraiser
![]()
Menanti doa-doa orang baik