Sepanjang hidupnya, Asep Rangga (20 th) tak pernah benar-benar mengetahui tempat ia tumbuh dikarenakan Ia terlahir dengan kondisi buta total yang membuat hidupnya tak bisa dijalankan dengan mudah.
Meski tak bisa melihat, Rangga selalu bisa merasakan kasih sayang dari sang nenek yang telah merawatnya sejak kecil. Namun sejak 5 tahun terakhir, sang nenek yang menjadi tumpuan hidupnya mulai renta dan kesulitan berjalan yang membuatnya tak mampu lagi bekerja. Sejak saat itulah, rangga mulai menggantikan posisi neneknya dalam menafkahi keluarga.
Rangga menggantungkan hidupnya lewat berjualan air keliling yang ia ambil dari sumber mata air jernih di desa.
Dalam kondisi gangguan penglihatan, Rangga harus berhati-hati melangkah agar bisa sampai tujuan dengan selamat. Sebab tak jarang dalam sehari ia berkali-kali jatuh karena berjalan tanpa tongkat pemandu. Kadang setelah mengisi air di jerigen pun ia terjatuh dan harus mengulangi lagi mengisi jerigen-jerigennya yang tumpah.
Untuk 1 jerigen yang terisi air seberat 5 kg, Rangga menjualnya berkeliling di kampung seharga Rp. 1.000 saja. Rangga pun hanya bisa memikul 4 jerigen yang artinya dalam sekali keliling ia hanya mendapatkan paling banyak Rp. 4.000 dalam sehari. Penghasilan yang kadang tak cukup untuk sekedar penuhi makan mereka berdua.
Meski hidup dengan banyak keterbatasan, Rangga tetap menjalani hidup dengan penuh kesabaran. Ia tak kenal lelah menjalani rutinitasnya sebab ia selalu menantikan agar bisa makan dan menyuapi sang nenek.
Meski kesulitan untuk sekadar menyuapi neneknya, Rangga selalu ingin menunjukkan kasih sayangnya pada sang nenek dalam setiap momen di hidupnya, sebagaimana sang nenek lah yang telah merawatnya sedari kecil.
Di gubuk yang sangat sederhana, hanya dilapisi bilik bambu dan berlantai kayu seadanya juga dilindungi oleh atap-atap yang tak sepenuhnya tertutup. Rangga selalu memanjatkan do’a agar selalu dimudahkan perjuangannya dalam mencari nafkah. Ia hanya ingin sang nenek tak perlu lagi khawatir memikirkan kebutuhan sehari-hari. Meski yang bisa ia berikan pun sangat jauh dari kata cukup, yang ia pentingkan bagaimana pun hanyalah sang nenek, “Saya cuma ingin nenek gak kesusahan lagi,” ungkapnya dengan nada haru.
Orang baik, keteguhan dan ketulusan hati Rangga dalam menyampaikan rasa sayangnya kepada sang nenek sungguh menyentuh hati. Yuk kita bersama-sama membantu Rangga meraih keinginannya agar bisa hidup layak dengan sang nenek. Kirimkan bantuan terbaikmu dengan cara:
Terima kasih,
Ruang Kita Peduli
___
Ikuti update aktivitas program ini melalui :
Instagram & Facebook: @ruangkitapeduli
Website: ruangkitapeduli.org
Belum ada Fundraiser