Jalanan aspal menjadi saksi atas perjuangan Pak Dadun dalam mempertahankan hidupnya. Beliau mencari nafkah lewat menjual poster dinding edukatif yang ia jual dengan harga 2 Ribu Rupiah. Pekerjaannya ini sering dianggap ketinggalan zaman karena tergantikan oleh mudahnya akses teknologi yang mana orang-orang dapat membuat dan mencari poster-poster spesifik yang mereka butuhkan.
Dibanding keuntungan, Pak Dadun lebih biasa menerima luka-luka di kakinya bahkan hingga buatnya berdarah. Luka-lukanya tersebut hanya bisa ia tahan dan rawat sendiri karena dirinya hidup sebatang kara.
Di gubuk reyotnya, Pak Dadun berteman sepi dengan rasa lapar yang kerap terasa tak berujung, sebab ketika tak ada poster yang laku, ia hanya bisa minum air putih saja. Kadang tak terbayang bila sampai di hari tuanya kelak realitas seperti ini akan terus dihadapinya. Beliau selalu berdo’a agar jalannya dalam menjemput rezeki dapat selalu terbuka lebar dan dirinya dapat senantiasa menggapai rezekinya tersebut.
Kerabat, telah lama realita tak memihak Pak Dadun dan terus menyeretnya dalam rangkaian ketidakadilan. Pada kesempatan ini, mari kita bersama-sama bantu Pak Dadun untuk meringankan beban yang selama ini ia bendung sendirian. Donasimu akan menjadi bantuan pangan dan modal usaha yang menunjang kebutuhan Pak Dadun untuk menjemput rezekinya.
Terima kasih,
Ruang Kita Peduli
___
Ikuti update aktivitas program ini melalui :
Instagram & Facebook: @ruangkitapeduli
Website: ruangkitapeduli.org
Belum ada Fundraiser