ImageDampingi Anak Yatim Pejuang Rupiah Lewati Masa Sul...
Image

Dampingi Anak Yatim Pejuang Rupiah Lewati Masa Sulitnya

Image
Kab. Bandung Barat, Jawa Barat
Rp 73.809.734 terkumpul dari Rp 100.000.000
1334 Donasi 21 hari lagi

Penggalang Dana

Image
Image
Verified Organization

Kemiskinan menjadi salah satu faktor yang membuat anak-anak tak bisa menikmati masa tumbuh kembangnya. Ketika anak seharusnya bisa dengan leluasa menerka-nerka dunianya lewat bermain dan belajar, kondisi ekonomi yang mencekik mengharuskan mereka untuk melewatkan masa-masa tersebut dan menempatkan anak pada peran yang tak semestinya dilakukan di usianya, yaitu bekerja untuk memperjuangkan nafkah sehari-hari. Seperti kisah Mutia (9 th) yang harus menjadi ‘dewasa’ sebelum waktunya.

Sejak ayahnya meninggal dunia karena penyakit paru-paru, hidup Mutia yang saat itu masih 7 tahun berputar balik dengan cepat. Ia tak punya waktu untuk berduka lantaran harus segera menopang ekonomi keluarga yang hendak runtuh. Sejak saat itu Mutia tak lagi menjadi tanggungan nafkah melainkan menjadi pencari nafkah.

Mutia memulai harinya dengan berjualan aneka kue basah keliling dengan berjalan kaki sejak subuh hingga jam masuk sekolah. Kembali dilanjut Setelah pulang sekolah hingga pukul 9 malam. Mutia bahkan sempat berjualan selama jam istirahat di sekolahnya, namun hal tersebut tak ia lanjutkan karena muncul ejekan dari teman-teman seusianya. 

Sudah 2 tahun lamanya rutinitas tersebut dijalankan Mutia tanpa banyak berkeluh kesah. Pasalnya hingga kini keluarganya dilanda berbagai kesulitan, Sang ibu tiba-tiba menderita sakit yang mengharuskannya dirawat di rumah sakit. Tanpa memiliki dana darurat, Mutia harus mengumpulkan biaya berobat lewat penjualannya. Kebutuhan sehari-hari terpaksa disisihkan terlebih dahulu.

Hal ini pun membuat Mutia terpaksa menunggak pembayaran kontrakan. Bukannya dimaklumi atas kondisinya, Mutia justru menerima ancaman akan diusir dari kontrakannya!

Terbayang-bayang dengan ancaman dan tagihan rumah sakit yang belum terbayar, Mutia terpaksa melewatkan sekolah agar bisa terus berjualan. Sepanjang berjualan, ia dipenuhi rasa takut dan khawatir sendirian. Ia tak ingin mengecewakan keluarga kecilnya bila harus sampai kehilangan tempat berlindung di tengah-tengah kesulitannya.

Kerabat, Mutia yang seharusnya fokus belajar dan bermain justru harus mengemban tanggung jawab yang begitu besar. Cerita tersebut juga tak hanya dialami oleh Mutia saja. Masih banyak Anak pejuang nafkah lain yang dihadapkan dengan kondisi serupa. Mereka sangat memerlukan uluran tanganmu, jangan biarkan berjuang sendirian! Kirimkan donasi terbaikmu dengan cara:

Terima kasih,

Ruang Kita Peduli

___

Ikuti update aktivitas program ini melalui :

Instagram, Tiktok, Facebook: @ruangkitapeduli

Website: ruangkitapeduli.org

Baca selengkapnya ▾

  • April, 30 2025

    Campaign is published

Hamba Alloh2 jam yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 50.538
Kerabat Peduli2 jam yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 20.439
Alex pirnando3 jam yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 20.591
Kerabat Peduli3 jam yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 50.627
Kerabat Peduli4 jam yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 50.915

Fundraiser

Belum ada Fundraiser

Mari jadi Fundraiser dan berikan manfaat bagi program ini.

Doa-doa orang baik (425)

Kerabat Peduli3 jam yang lalu
Semoga segera memperoleh kemudahan agar bisa membiayai hidup dan sekolahnya
Image
Aaminn-kan doa ini
+1
Kerabat Peduli19 jam yang lalu
Sehat selalu
Image
Aaminn-kan doa ini
+1
Ai nuryatin20 jam yang lalu
Semoga semua sehat selalu dan rejekinya mengalir deras dan semoga ibunya segera diberi kesehatan
Image
Aaminn-kan doa ini
+1
Kerabat Peduli24 jam yang lalu
Semoga Allah Berikan kalian tempat yang layak yg tidak ada khawatir dan kurangndi dalamnya...aamiin
Image
Aaminn-kan doa ini
+1
Kerabat Peduli1 hari yang lalu
Semoga Allah limpahkan Rahmat dan Rezeki kepada Mutia dan Adiknya.. Aamiin Ya Allah
Image
Aaminn-kan doa ini
+1
Bagikan melalui:
✕ Close