Kadang Kala ada sebuah perjuangan yang tak tersorot banyak mata dan dijalankan dengan penuh ketabahan. Perjuangan hidup yang kekal terikat dalam persaudaraan seperti kisah Mang Agus (40 th) dan Mang Deden (37 th).
Dahulu, saat keduanya masih menginjak masa sekolah dasar, dua bersaudara ini menderita penyakit polio yang berujung pada disabilitas ganda yaitu kerusakan saraf yang menyebabkan kelumpuhan dan masalah pada otot gemetar tak terkontrol.
Setiap pagi, Mang Agus dan Mang Deden sudah bersiap mendahului matahari terbit untuk mulai bertani, menanam dan memanen buah pisang milik kebun orang.
Mereka berangkat lebih awal dibanding pekerja lainnya karena keduanya harus merangkak pergi menuju ladang. Belum lagi tubuh yang kerap gemetar makin melambatkan langkah mereka. Meski kesusahan ini dihadapi setiap hari, mereka berdua tetap bekerja sama saling bantu dan menjaga satu sama lain.
Perjuangan yang tak mudah tak sebanding dengan upah yang diterima. Hidup keduanya sangat bergantung pada hasil panen yang tak setiap hari didapatkan. Hanya rasa lelah dan lapar yang didapat saat tak ada satupun pohon pisang yang berbuah dan dapat dijual.
Namun, mereka tak banyak mengeluh. Sebab meski dengan ruang gerak yang terbatas, mereka bersyukur masih dilibatkan untuk memiliki mata pencaharian dan membuktikan diri bahwa dengan keterbatasan fisik sekalipun mereka mampu berjuang sekuat mungkin.
Hidup yang terlampau sederhana telah biasa mereka jalani. Di dalam rumah kecil yang rapuh, keduanya saling berbagi cerita dan do’a. Mengharapkan suatu hari datang masanya keajaiban hadir mengubah kehidupan mereka. Mang Agus dan Mang Deden paham betul penyakit yang dideritanya tak bisa disembuhkan. Mereka hanya berharap untuk selalu diberikan kemudahan dan kesabaran dalam melewati hari-hari beratnya
Kerabat, bila diposisikan sebagai Mang Agus dan Mang Deden kuatkah kita untuk tetap tegar dan tak pantang menyerah seperti mereka?
Terhubungnya kita dengan kisah Mang Agus dan Mang Dede tentu memiliki makna yang dapat kita refleksikan masing-masing dalam diri. Alangkah indahnya bila pada kesempatan ini kita bangun kebahagiaan dan kemudahan yang telah lama Mang Agus dan Mang Deden impikan. Yuk ambil peran kebaikanmu dengan cara:
Terima Kasih,
Ruang Kita Peduli
___
Ikuti update aktivitas program ini melalui:
Instagram & Facebook: @ruangkitapeduli
Website: ruangkitapeduli.org
Belum ada Fundraiser