Sejak lahir, Bu Siti (40 tahun) menderita polio yang membuat hidupnya diliputi keterbatasan. Kaki yang lumpuh membuatnya perlu menyeret tubuh kemana-mana. Ia pun tak henti gemetar dengan bicara yang sedikit terbata-bata.
Awalnya sang ibu lah yang giat mencari nafkah lewat profesinya sebagai pengrajin layangan. Namun, di usia ibunya yang menginjak 70 tahun, ia mulai sering sakit-sakitan dan membuat Bu Siti dengan keterbatasannya bergantian mencari nafkah.
Bu Siti harus susah payah mengesot ke sekolah-sekolah dasar sembari membawa layangan buatan ibunya untuk dijual seharga Rp. 1.500. Keterbatasan Bu Siti dalam berbicara membuatnya sering diabaikan pembeli. Meski demikian, Bu Siti tetap berusaha berjualan semampunya. Ia kumpulkan sedikit demi sedikit uang untuk membeli setengah liter beras agar bisa makan bersama ibunya.
Paling menyedihkan baginya ketika layangan hanya laku satu saja dalam sehari. Tangan dan beberapa bagian tubuhnya sudah sering lecet dan nyeri karena tergesek aspal dan bebatuan di jalanan. Membawa pulang 500 perak pada sang ibu membuat semangatnya sempat patah sebab tak banyak pula yang bisa diubah dengan keterbatasan yang dihadapinya. Di keesokan hari, meski tubuhnya lemas sekalipun Bu Siti tetap tabah berjuang kembali.
Lewat perjuangannya, Bu Siti menggantungkan pengharapan. Ia ingin sekali bisa memiliki warung di rumahnya sehingga dapat memudahkannya dalam menyambung kehidupan. Ia senantiasa berdo’a agar suatu hari ini keinginannya tersebut bisa terwujud.
Kerabat, mari kita dukung semangat juang Bu Siti dengan patungan modal usaha untuk Bu Siti yang telah bertahun-tahun hidup dalam berbagai keterbatasan. Mari ciptakan perubahan dan harapan baru lewat berbagi kebaikan di bulan suci ini dengan cara:
Terima Kasih,
Ruang Kita Peduli
___
Ikuti update aktivitas program ini melalui:
Instagram & Facebook: @ruangkitapeduli
website: ruangkitapeduli.org
Belum ada Fundraiser