Saat kebanyakan orang seusianya menikmati masa tua dengan beristirahat, seorang kakek justru harus menantang kerasnya hidup di jalanan...
Nasib malang menimpa Abah Uyung (63th) saat tengah berjualan snack keliling, ia ditabrak truk hingga mengalami luka serius, ratusan jahitan harus dijalani, dan kini kaki serta tangannya sulit digerakkan. Namun, meski tubuhnya tak lagi sempurna, semangatnya untuk terus mencari nafkah demi keluarganya tak pernah padam.

Kecelakaan itu bukanlah satu-satunya cobaan berat yang pernah ia alami. Sebelumnya, sang kakek juga sempat menjadi korban pemalakan saat berjualan, membuat penghasilannya yang sudah pas-pasan semakin tergerus.
Namun semua luka, baik fisik maupun batin, tak membuatnya menyerah. Dengan kaki yang terseok dan tangan yang tak lagi leluasa bergerak, ia tetap menggendong 2 buah rinjing berisi snack keliling kota sumedang, menyapa pelanggan dengan senyum tulus yang menyembunyikan rasa sakit.

Setiap pagi, Abah Uyung bangun lebih awal dari kebanyakan orang. Meski tubuhnya terasa nyeri dan kaku, ia tetap memaksakan diri untuk bersiap berjualan. Bukan karena pilihan, melainkan karena tanggung jawab, ada istri yang perlu ia nafkahi, berharap rezeki dari hasil dagangannya hari itu cukup untuk membeli beras atau obat. Tak ada keluhan yang keluar dari mulutnya, hanya doa sederhana agar dagangannya laku dan bisa pulang membawa harapan.
Padahal keuntungan menjual snack ringan ini tak seberapa. Hanya Rp 500 disetiap bungkus yang terjual. Dalam seharipun abah hanya mampu menjual 20-30 bungkus saja, itu artinya dalam sehari hanya Rp. 15.000 keuntungan yang abah peroleh. Tak sebanding dengan resiko kerja yang kerap ia temui.

Meski hidup terus mengujinya, Abah Uyung menunjukkan bahwa keteguhan hati mampu mengalahkan segala keterbatasan. Di tengah keterpurukan fisik, kehilangan, dan rasa sakit yang terus membayangi, ia tetap memilih bangkit setiap hari. Bukan karena tidak punya pilihan, tapi karena cinta pada keluarga jauh lebih besar dari rasa takut dan lelah yang ia rasakan.
Kini, ia tak lagi bisa berjalan cepat, tangannya tak bisa mengangkat beban seperti dulu, namun semangatnya tetap utuh. Ia adalah cerminan nyata dari perjuangan tanpa pamrih, dari sosok yang terus memberi meski tak banyak yang ia punya.
Mari bantu Abah Uyung! Satu tindakan kecil darimu bisa jadi harapan besar bagi hidupnya.

Baca selengkapnya ▾