Pilu! Abah Udin, seorang penjual aromanis keliling oleng dan masuk selokan saat mengayuh sepeda tuanya. Bukan karena beban dagangan yang berat, tapi karena perut kosong yang ia tahan seharian. Setiap pedal terasa seperti beban berkali lipat, sampai tubuhnya nyaris tak mampu menopang.
Saking laparnya, Abah Udin hampir saja jatuh pingsan di jalan. Tangannya gemetaran ketika membungkus aromanis untuk anak-anak kecil yang mampir. Senyum beliau tetap ada, tapi tubuhnya jelas sudah kelelahan, dan itu semua hanya karena seharian ia tak sanggup mengisi perutnya sendiri.
Hari itu, hanya tiga pembeli yang datang. Tiga bungkus aromanis, total uang yang didapat Abah Udin cuma 6.000 rupiah. Jumlah yang bahkan tidak cukup untuk membeli sebungkus nasi sederhana di warung nasi terdekat.
Semua tenaganya habis untuk berdagang, tapi hasilnya bahkan tidak bisa menutup kebutuhan paling dasar, yaitu makan. Meski tubuhnya renta, ia tetap berkeliling membawa aromanis, berharap ada yang membeli. Tapi kita semua tahu, tidak ada orang yang bisa terus kuat kalau perutnya kosong. Abah juga berhak merasakan manisnya hari tua, bukan pahitnya kelaparan.
Dukungan kita dengan membantu bisa jadi alasan beliau tetap tersenyum, tetap kuat, dan tidak lagi oleng di jalan hanya karena menahan lapar. Yuk kita bantu segera:
Belum ada Fundraiser