Seringkali sulit bagi kita untuk menebak kemana arah kehidupan akan menghadap ketika ujian hidup terus menerus berdatangan.
Telah lama Abah Toha (57 tahun) menghadapi dilema setiap harinya. Beliau harus memilih antara bekerja atau rawat Ibu dan cucunya yang sedang sakit.
Keduanya memang sangat memerlukan perawatan intensif sebab Sang Ibu tengah mengalami gejala stroke sedangkan cucunya alami kelumpuhan. Pada akhirnya membuat mereka tak bisa lepas dari jangkauan Abah Toha.
Abah Toha seringkali tak sanggup meninggalkan keduanya di rumah, namun Abah Toha lebih tak sanggup lagi membiarkan keluarganya kelaparan.
Dalam kesehariannya beliau bekerja sebagai buruh pencetak batu bata dengan upah harian 20 Ribu rupiah. Sepuluh tahun sudah beliau tekuni profesi ini, walau penghasilan minim tapi cukup bagi beliau tuk menyambung hidup sehari-hari, yang terpenting makan untuk Ibu dan cucunya dapat terpenuhi meski hanya seadanya yang bisa Abah siapkan seperti nasi dan kuah sop saja.
Namun jauh dilubuk hati, beliaupun ingin sekali membawa ibu dan cucunya berobat. Abah tak tahu sudah di tahap apa penyakit yang mereka derita. Abah mengurus mereka sebisa mungkin dan tak henti berdo’a agar Ibu dan cucunya selalu diberikan kekuatan dalam menghadapi ujian tersebut.
Ketika batu bata buatan Abah mampu untuk membangun banyak hal baru, lain cerita dengan Abah Toha yang bahkan untuk membangun mimpinya saja banyak muncul keraguan. Yang penting bagi Abah ialah dirinya harus terus berjuang agar tetap bisa bertahan dalam menghadapi tiap ujian kehidupan yang hadir untuknya.
Orang baik, mari ringankan beban yang telah lama Abah Toha tahan sendirian. Yuk, kita ulurkan tangan untuk membantu Abah percaya kembali bahwa mimpinya untuk mengubah nasib dapat menjadi kenyataan. Kita berikan harapan baru untuk Abah dengan melancarkan rezekinya.
Salam Hangat
Ruang Kita Peduli
Instagram, Facebook, Tiktok: @ruangkitapeduli
website: ruangkitapeduli.org
Belum ada Fundraiser