Riski maafin Mamah, Mamah malah menambah beban Riski. Maafkan karena di usia sekecil ini harus menjadi tulang punggung keluarga”
Hujan deras tak menghalangi Riski (14) bersama dua adiknya, Ridka (11) dan Salsa (7), untuk terus berjualan cilok demi menyambung hidup. Mereka berteduh di depan toko, menggigil kedinginan sambil tetap menjaga dagangan mereka. Bagi mereka, setiap butir cilok bukan sekadar makanan, melainkan harapan untuk bertahan hidup.
Sejak sang ayah meninggal dunia, Riski menjadi tulang punggung keluarga di usia yang masih belia. Ibunya, Bu Onih, terbaring sakit, membuat Riski harus mencari nafkah sambil tetap bersekolah. Sepulang sekolah, ia membuat cilok dan pisang aroma lalu menjualnya hingga larut malam bersama adik-adiknya.
Setiap hari adalah perjuangan berat bagi Riski. Ia harus membagi waktu antara sekolah, merawat ibunya, dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Beban ini terlalu besar untuk anak seusianya, namun ia tetap tegar demi masa depan keluarganya.
Meski penghasilannya kecil, Riski tetap berusaha agar ia dan adik-adiknya tidak putus sekolah. Ia memimpikan rumah sederhana agar tak lagi khawatir terusir dari kontrakan yang sudah dua bulan tertunggak. Lebih dari segalanya, ia ingin melihat ibunya sembuh dan keluarganya hidup dengan layak.
Saya khawatir jika menunggak terus kami akan di usir, padahal saya minta Riski untuk membayar kontrakan dulu dibanding membawa saya berobat, namun Ia bersikeras dan memaksa. Kasihan Riski di usia sekecil itu harus memikul beban sebanyak ini dan kini ditambah saya malah jadi beban juga Bu Onih menuturkan sambil menyeka air mata yang terus berlinang di pipinya.
Namun, perjuangan ini tak mudah. Modal usaha yang terbatas sering kali membuat Riski harus meminjam bahan dari warung terdekat. Ia gigih membayar utangnya setelah dagangannya terjual. Tak jarang, ia mengutamakan kebutuhan keluarganya meski harus mengorbankan kebutuhan dirinya sendiri.
Setiap langkah yang Riski tempuh adalah wujud tanggung jawab besar yang ia emban. Di usianya yang masih muda, ia menghadapi kehidupan yang penuh tantangan dan keterbatasan. Tekadnya untuk tetap sekolah sambil bekerja menunjukkan semangat pantang menyerah yang luar biasa.
Riski dan adik-adiknya membutuhkan bantuan kita untuk melanjutkan sekolah dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Bersama,yuk kita bantu mereka mengubah mimpi mereka menjadi kenyataan.
Terima kasih,
Ruang Kita Peduli
___
Ikuti update aktivitas program ini melalui :
Instagram & Facebook: @ruangkitapeduli
website: ruangkitapeduli.org